Thursday 7 January 2016

PELAYANAN PUBLIK Oleh Nova Surya Prabandari (B200140274)



Abstrak

Kepuasan Masyrakat Terhadap Kualitas Layanan Pembuatan E-KTP (Suatu Studi di Kecamatan Lowokwaru Kota Malang). Untuk meningkatkan pelayanan publik, pemerintah mengeluarkan kebijakan program e-KTP. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan e-KTP dan tingkat kepuasaan masyarakat atas layanan e-KTP.Metode penelitiannya adalah metode kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa  1) proses pembuatan e-KTP masih panjang dan berbelit. 2) Masyarakat sangat mendukung atas program e-KTP, tetapi pelaksanaan sentralistik, keterbatasan peralatan, ketidakjelasan jadwal perekaman, dan listrik menjadi hambatan dalam pelayanan cepat dan tepat. Masyarakat puas atas layanan petugas e-KTP ditandai semua variabel, yaitu variabel kehandalan berpengaruh signifikan terhadap  kepuasan masyarakat dengan skor 81,50%, variabel ketanggapan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan masyarakat dengan skor 8,33%, variabel keyakinan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan dengan skor 84,66%, empatiberpengaruh signifikan terhadap kepuasan masyarakat dengan skor 87,66%, dan variabel berwujud berpengaruh signifikan terhadap kepuasan masyarakat memiliki skor 86,83%. Rata-rata skor sebesar 83,80. Semua variabel berpengaruh secara bersama-sama dan signifikan terhadap kepuasan masyarakat. Secara parsial variabel-variabel juga berpengaruh terhadap kepuasan masyarakat. Darikelima variabel itu, variabel empati berpengaruh paling dominan terhadap kepuasan masyarakat dengan skor 87,66%

.
Landasan Teori
Jurnal nnalasio

Tanggapan Informan Tentang Keyakinan Aparat Petugas Perekam –KTP Sumber: hasil pengolahan kuesioner tentang Tanggapan Informan Tentang KeyakinanAparat Petugas pembuat e-KTP terlihat bahwa, indikator 1 (X3.1.)jawaban cukup baik, baik, dan sangat baik memiliki skor 85,00%. Untuk indikator 2 (X3.2.),
jawaban cukup baik, baik, dan sangat baik memiliki skor 85,00%. Indikator 3 (X3.3.),jawaban cukup baik, baik, dan sangat baik memiliki skor 85,83%. Indikator 4 (X3.4.), jawaban cukup baik, baik, dan sangat baikmemiliki skor 82,50%. Dan Indikator 5(X3.5.), jawaban cukup baik, baik, dan sangat baik memiliki skor 85,00%. Dengan demikian rata-rata skornya untuk variabel keyakinanadalah 84,66%.

Empati
Empati adalah perhatian dan kepedulian secara individu yang diberikan pihak kantor kepada masyarakat (sikap hangat, penuh pengertian dan perhatian). Aparat Petugas pembuat e-KTP terlihat bahwa, indikator 1 (X4.1.) jawaban
cukup baik, baik, dan sangat baik memiliki skor 87,50%. Untuk indikator 2 (X4.2.),jawaban cukup baik, baik, dan sangat baik memiliki skor 89,99%. Indikator 3 (X4.3.), jawaban cukup baik, baik, dan sangat baik memiliki skor 96,67%. Indikator 4 (
X4.4.), jawaban cukup baik, baik, dan sangat baik memiliki skor 86,67%. Dan Indikator 5(X4.5), jawaban
cukup baik, baik, dan sangat baik memiliki skor 77,49%. Dengan demikian rata-rata skornya untuk variabel empatiadalah 87,66%.
Kesimpulan

1.Tentang proses pembuatan e-KTP menurut  versi pemerintah sangat simpel dan mudah. Namun kenyataan tidaklah semudah itu, bahkan harus melalui prosedur yang rumit dan berbelit. Bagi yang belum dapat panggilan dari RT/Kelurahan maka warga
tersebut tidak bisa mengurus e-KTP.
Jadwal pemanggilan bergilir tidak tentu, hal ini akan bermasalah karena ada sebagian warga yang ada agenda keluar kota atau pindah domisili.

Faktor pendukung dan faktor penghambat
Faktor pendukung,
1)    Terlihat adanya perbaikan pemerintah untuk mewujudkan e-KTP. Seperti kebijakan program e-KTP, dan kesungguhan dalam melaksanakan kebijakan itu.
2)    Masyarakat memiliki kepentingan terhadap KTP, maka antusias masyarakat terhadap program e-KTP sangat tinggi
3)    Lebih memudahkan masyarakat dalam dimanapun dan berbagai keadaan
.
Faktor penghambat
1)    Keterbatasan peralatan maupun proses pendistribusiannya
2)    Kurangnya sosialisasi
3)    Keterbatasan petugas pelayanan e-KTP
4)    Adanya kendala teknis, seperti kerusakan pada sistem online di pusat
5)    Pelayanan yang lama
6)    Waktu servis peralatan sangat lama karena setiap peralatan yang rusak harus dibawa ke Jakarta
7)    Ribet dalam pengurusannya


0 comments:

Post a Comment