Wednesday, 6 January 2016

TRANS JOGJAKARTA SEBAGAI PELAYANAN PUBLIK Oleh DICKY IRAWAN IBRAHIM (B 200 110 193)



MAKALAH
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
TRANS JOGJAKARTA SEBAGAI PELAYANAN PUBLIK
 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntamsi Sektor Publik
 


KATA PENGANTAR


Rasa syukur yang dalam saya sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha ESA, karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini saya membahas “Trans Jogja sebagai alat Transportasi publik”, suatu permasalahan yang selalu dialami bagi masyarakat yang menggunakan alat transportasi lain. Disini saya mengulas tentang Trans Jogja secara ringkas nanum kompleks. Diharapkan masyarakat dapat menikmati pelayanan yang  diberikan oleh Trans Jogja
Saya ucapkan terimakasih kepada teman-teman serta bapak dosen yang telah mendampingi saya di mata kuliah Akuntansi Sektor Publik,sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini untuk memenuhi nilai mata kuliah.
  
Solo, 1 Januari 2015
   Penyusun

Dicky Irawan Ibrahim
(B200110193)




BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai Daerah Istimewa di negara Indonesia, Jogjakarta sering dijadikan pilihan bagi sebagian besar masyarakat bahkan turis asing untuk dijadikan tempat berlibur. Hal tersebut dikarenakan Jogjakarta yang selalu menggenjot potensinya sebagai daerah pariwiisata dan Pendidikan, sehingga Jogjakarta menjadi provinsi yang memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia. Disamping itu, Jogjakarta juga dianggap mampu menyediakan berbagai fasilitas yang lebih lengkap dibandingkan dengan provinsi lain dan mampu menyediakan kesempatan kerja, tempat pariwisata dan sarana pendidikan bagi masyarakat lokal dan asing. Kondisi itu yang menyebabkan arus urbanisasi ke Jogkakarta cukup tinggi selain di daerah DKI Jakarta. Hal tersebut menyebabkan penduduk Jogjakarta semakin lama semakin bertambah dan berdampak pada berbagai bidang didalam kehidupan masyarakat, diantaranya bidang transportasi.
Dengan semakin bertambahnya penduduk kota Jogjakarta, maka transportasi umum yang mampu mengakomodir kebutuhan dari masyarakat menjadi hal yang penting. Pemerintah Jogjakarta akan kesulitan jika kebanyakan dari warganya memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan transportasi umum, karena kondisi transportasi umum di Jogjakarta masih ada yang kondisinya relatif kurang layak. Jika pemerintah Jogjakarta ingin mengurangi keberadaan kendaraan pribadi maka ketersediaan transportasi umum yang layak menjadi hal yang mutlak. Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah Jogjakarta merencanakan pembangunan moda transporatasi umum yang layak untuk melayani masyaraka Jogjakarta.
1.2 Identifikasi Masalah
 Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka muncul beberapa identifikasi masalah. Adapun identifikasi masalah tersebut diantarnya:
a)      Trans Jogja harus menjadi transportasi umum nomor satu warga Jogjakarta.
b)      Pelayanan yang ada pada Trans Jogja bisa mengalihkan pengguna kendaraan pribadi menjadi pengguna transportasi umum.
c)      Pelayanan yang puas akan membuat pengguna Trans Jogja nyaman dan loyal.
d)     Kenyamanan pengguna jasa sangat penting untuk mempertahankan pelanggan Trans Jogja.
e)      Fasilitas Trans Jogja harus sesuai harapan pengguna jasa guna mempertahankan pelanggan
1.3 Tujuan Makalah
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah ASP yang diberikan oleh bapak Mahameru, selain iti makalah ini juga dapat dijadikan tambahan wawasan bagi para pembacanya.
1.4 Metode Penulisan
Dalam karya tulis ini penulis menggunakan metode studi pustaka dengan beberapa buku dan artikel tentang management dan marketing, dan juga mencari informasi di internet yang berkaitan dengan masalah yang sedang dibahas penulis.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I / Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan mkalah, serta metode penulisan.
BAB II / Landasan teori berisi beberapa teori yang dijadikan acuan dalam membahas beberapa rumusan masalah yang ditulis dalam karya tulis ini.
BAB III / Pembahasan yang berisi tentang uraian daripada masalah yang ditulis dalam karya tulis ini.
BAB III / Penutup yang berisi tentang kesimpulan dari penulisan karya tulis ini.
DAFTAR PUSTAKA / Berisi tentang sumber-sumber informasi yang digunakan sebagai acuan dalam penulisan karya tulis ini. 














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pelanggan
 Lupiyoadi (2001:134) Pelanggan adalah seorang individu yang secara continue dan berulang kali datang ke tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya dengan memiliki suatu produk atau mendapatkan suatu jasa dan memuaskan produk atau jasa tersebut.
    Menurut Gasperz (Nasution, 2004:101) Pelanggan adalah semua orang yang menuntut perusahaan untuk memenuhi suatu standar kualitas tertentu yang akan memberikan pengaruh pada performansi perusahaan dan manajemen perusahaan.
    Dari semua pendapat para ahli diatas dapat disimpukan bahwa pelanggan adalah individu yang melakukan pembelian kebutuhan yang bisa memberikan kepuasan dengan membandingkan beberapa aspek seperti harga, standar kualitas barang atau jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan pribadi.
2.2 Pengertian Kepuasan Pelanggan
Kotler (2004:10) yang menyatakan bahwa  kepuasan pelanggan yaitu tingkatan dimana anggapan kinerja (perceived performance) produk akan sesuai dengan harapan seorang pelanggan. Bila kinerja produk jauh lebih rendah dibandingkan harapan pelanggan, maka pembelinya tidak puas. Sebaliknya bila kinerja sesuai dengan harapan atau melebihi harapan, maka pembelinya merasa puas.
   Purnomo (2003:195) mengartikan kepuasan pelanggan sebagai perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil yang diharapkan, maksudnya bahwa kepuasan pelanggan tercipta jika pelanggan  merasakan output atau hasil pekerjaan sesuai dengan harapan, atau  bahkan melebihi harapan pelanggan.
Menurut Engel (2001 : 409) : ”Kepuasan adalah evaluasi paska konsumsi untuk memilih beberapa alternatif dalam rangka memenuhi harapan.”
Menurut Kotler (2002 : 42) : “menyatakan bahwa perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau hasil dari suatu produk dan harapan-harapannya.”
Menurut Supranto (2001 : 44) : “istilah kepuasan pelanggan merupakan label yang digunakan oleh pelanggan untuk meringkas suatu himpunan aksi atau tindakan yang terlihat, terkait dengan produk atau jasa.” Contohnya bila seorang pelanggan tersenyum saat melihat produk atau jasa yang sedang dipromosikan maka seseorang itu telah merasakan kepuasan pada produk atau jasa yang dilihat.
Oliver dalam Barnes (2003 : 64) menyatakan : “kepuasan adalah tanggapan pelanggan atas terpenuhinya kebutuhan yang berarti bahwa penilaian pelanggan atas barang atau jasa memberikan tingkat kenyamanan yang terkait dengan pemenuhan suatu kebutuhan, termasuk pemenuhan kebutuhan yang tidak sesuai harapan atau pemenuhan yang melebihi harapan pelanggan.
Dari tujuh pendapat yang dilontarkan para ahli, maka dapat disimpulkan definisi kepuasan pelanggan adalah respon dari perilaku yang ditunjukkan oleh pelanggan dengan membandingkan antara kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapan. Apabila hasil yang dirasakan dibawah harapan, maka pelanggan akan kecewa dan kurang puas, bahkan tidak puas. Namun sebaliknya bila sesuai dengan harapan, maka pelanggan akan puas dan bila kinerja melebihi harapan maka pelanggan akan sangat puas.
2.3 Pentingnya Pelanggan Bagi Perusahaan
Dewasa ini, perusahaan menghadapi era persaingan yang paling hebat. Meskipun demikian, dengan beralih dari filosofi produk dan penjualan ke filosofi pemasaran holistic, perusahaan akan mendapatkan peluang yang lebih baik untuk memenangkan persaingan. Dasar dari orientasi pemasaran yang dibentuk dengan baik adalah hubungan pelanggan yang kuat. Pemasar harus berhubungan dengan pelanggan untuk menginformasikan, melibatkan diri, dan merasakan apa yang dibutuhkan pelanggan. John Chambers, CEO Cisco System, mengungkapkannya dengan baik ketika ia menyarankan untuk membuat pelanggan Anda menjadi pusat budaya Anda. Perusahaan yang berpusat pada pelanggan mempunyai keahlian dalam membangun hubungan pelanggan bukan hanya produk, tetapi ahli dalam rekayasa pasar bukan hanya dalam rekayasa produk.
 Dari keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan pada akhirnya akan bermuara pada nilai yang akan diberikan oleh pelanggan mengenai kepuasan yang dirasakan. Banyak manfaat yang diterima oleh perusahaan dengan tercapainya tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi. Tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi dapat meningkatkan loyalitas pelanggan dan mencegah perputaran pelanggan, mengurangi sensitivitas pelanggan terhadap harga, mengurangi biaya kegagalan pemasaran, mengurangi biaya operasi yang diakibatkan oleh meningkatnya jumlah pelanggan, meningkatkan efektifitas iklan dan meningkatkan reputasi bisnis (Fornell, 1992).
2.4 Membangun Nilai, Kepuasan, dan Loyalitas Pelanggan
Menciptakan pelanggan yang loyal adalah inti dari setiap bisnis. Suatu bisnis disebut sukses jika berhasil mendapatkan, mempertahankan, dan menumbuhkan pelanggan. Pelanggan merupakan satu-satunya alasan perusahaan membangun pabrik, memperkejakan karyawan, menjadwalkan rapat, membuat jalur serat optik, atau melibatkan diri dalam aktivitas bisnis apapun. Tanpa pelanggan maka perusahaan tidak mempunyai bisnis.
Manajer yang meyakini bahwa pelanggan adalah satu-satunya pusat laba sejati perusahaan menganggap bahwa diagram organisasi tradisional sebuah piramid dengan presiden berada pada puncaknya, manajemen di tengah, dan orang-orang garis depan serta pelanggan pada bagian bawah sudah ketinggalan zaman. Perusahaan pemasaran yang berhasil adalah yang membalik diagram tersebut (Gambar 2.1). Pada puncak piramid terdapat pelanggan, urutan berikutnya adalah orang-orang garis depan yang memenuhi, melayani, dan memuaskan pelanggan di bawahnya terdapat manajer menengah, yang tugasnya mendukung orang garis depan sehingga mereka dapat melayani pelanggan dengan baik didasar piramid terdapat manajemen puncak yang tugasnya memperkerjakan dan mendukung manajer menengah yang baik. Kami menambahkan pelanggan di sepanjang sisi diagram organisasi modern untuk mengindikasikan bahwa manajer disemua tingkat harus terlibat secara pribadi dalam mengetahui, memenuhi,dan melayani pelanggan.
(Gambar 2.1)
2.5 Pentingnya  Kepuasan Bagi Pelanggan
Banyak perusahaan secara sistematis mengukur seberapa baik mereka memperlakukan pelanggan mereka, mengenali faktor-faktor yang membentuk kepuasan, dan melakukan perubahan dalam operasi dan pemasaran mereka sebagai akibatnya. Sebagai contoh, Wachovia Securities memperkerjakan pembelanja misterius (ghost shoping) untuk menilai seberapa baik karyawan memuaskan pelanggan, menghubungkan sebagian kompensasi karyawan dengan peringkat mereka. Perusahaan akan bertindak bijaksana dengan mengukur kepuasaan pelanggan secara teratur, karena salah satu kunci untuk mempertahankan pelanggan adalah kepuasan pelanggan. Pelanggan yang sangat puas biasanya tetap setia untuk waktu yang lebih lama, membeli lagi ketika perusahaan memperkenalkan produk baru dan memperbaharui produk lama,  membicarakan hal-hal baik tentang perusahaaan dan produknya kepada orang lain, tidak terlalu memperhatikan merek pesaing dan tidak terlalu sensitif terhadap harga, menawarkan ide produk atau jasa kepada perusahaan, dan biaya pelayanananya lebih murah dibandingkan pelanggan baru karena transaksi dapat menjadi hal rutin. Kepuasan pelanggan yang lebih besar juga berhubungan dengan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dan resiko yang lebih rendah di pasar saham. Kepuasan atau kesenangan yang tinggi menciptakan ikatan emosional dengan merek atau perusahaan, bukan hanya menciptakan preferensi rasional

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
      3.1.1    Pengenalan Trans Jogjakarta
Trans Jogja adalah sebuah sistem transportasi bus cepat, murah dan ber-AC di seputar kota Jogjakarta. Trans Jogja merupakan salah satu bagian dari program penerapan Bus Rapid Transit (BRT) yang dicanangkan Departemen Perhubungan. Sistem ini mulai dioperasikan pada awal bulan Maret 2008 oleh Dinas Perhubungan, Pemerintah Provinsi DIY. Motto pelayanannya adalah "Aman, Nyaman, Andal, Terjangkau, dan Ramah lingkungan".
Sistem yang menggunakan bus (berukuran sedang) ini menerapkan sistem tertutup, dalam arti penumpang tidak dapat memasuki bus tanpa melewati gerbang pemeriksaan, seperti juga TransJakarta. Selain itu, diterapkan sistem pembayaran yang berbeda-beda: sekali jalan, tiket berlangganan pelajar, dan tiket berlangganan umum. Ada tiga macam tiket yang dapat dibeli oleh penumpang, yaitu tiket sekali jalan (single trip), dan tiket umum berlangganan. Tiket ini berbeda dengan karcis bus biasa karena merupakan kartu pintar (smart card). Karcis akan diperiksa secara otomatis melalui suatu mesin yang akan membuka pintu secara otomatis. Penumpang dapat berganti bus tanpa harus membayar biaya tambahan, asalkan masih dalam satu tujuan.
Pengelola Trans Jogja adalah PT Jogja Tugu Trans, sebagai wujud konsorsium empat koperasi pengelola transportasi umum kota dan pedesaan di Yogya (Koperasi Pemuda Sleman, Kopata, Aspada, dan Puskopkar) dan Perum DAMRI.
Sebagai komponen dari sistem transportasi terpadu bagi Kota Yogyakarta dan daerah-daerah pendukungnya, sistem ini menghubungkan enam titik penting moda perhubungan di sekitar kota:
·         Stasiun KA Jogjakarta,
·         Terminal Bus Giwangan sebagai pusat perhubungan jalur bis antarpropinsi dan juga regional,
·         Terminal Angkutan Desa Terminal Condong Catur,
·         Terminal Regional Jombor di sebelah utara kota,
·         Bandar Udara Adisucipto, dan
·         Terminal Prambanan
Kecuali Giwangan dan Stasiun Yogyakarta, titik-titik terletak di wilayah Kabupaten Sleman. Terdapat pula halte yang berada di dekat obyek wisata serta tempat publik penting, seperti sekolah, universitas, rumah sakit, bank, Samsat, serta perpustakaan).
Perencanaan Trans Jogja cukup mendesak karena sistem transportasi Yogyakarta dan sekitarnya sebelumnya dinilai tidak efisien. Pada tahap perencanaan banyak tantangan muncul dari pengelola bus yang telah ada serta para pengemudi becak. Penerapan sistem ini semula direncanakan pada tahun 2007, namun bencana gempa bumi Yogyakarta pada bulan Juni 2006 menyebabkan pergeseran waktu pelaksanaan.
Pada saat awal peluncuran, terdapat enam trayek bis yang dilayani secara melingkar dari dan kembali ke terminal awal mulai dari jam 06.00 hingga 22.00 WIB. Terdapat 54 armada bus berukuran sedang dengan 34 tempat duduk. 67 halte khusus dibuat dengan biaya masing-masing 70 juta rupiah yang dikerjakan oleh dua kontraktor.
3.1.2    Visi dan Misi Trans Jogja
Sebagaimana lembaga lainnya TransJogja Busway memiliki visi dan misi lembaga untuk mengatur ketertiban operasinya. Visi dan misi TransJogja Busway tentunya mengarah ke perubahan transportasi umum yang lebih baik di Jogjakarta.
a.      Visi
Terwujudnya Transportasi dan Pos Telekomunikasi yang mantap guna mempercepat dan mendukung masyarakat yang kompetitif.
b.    Misi
                                                        i.            Meningkatkan kualitas pelayanan bidang transportasi (darat, laut dan udara) yang memenuhi standar pelayanan dengan memprioritaskan peningkatan prasarana dan sarana transportasi serta pengembangan sistem angkutan umum yang menyediakan aksebilitas tinggi, tepat waktu dan efisien.
                                                      ii.            Menjadikan operator dan penyedia jasa transportasi, pos dan telekomunikasi yang ada untuk lebih handal dan berdaya saing serta mampu memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat.
                                                    iii.            Meningkatkan keselamatan dan kenyamanan berlalu lintas di jalan, pelayaran, perkeretaapian dan penerbangan dengan menitik beratkan pada kelancaran, ketertiban, keselamatan pengguna jasa angkutan jalan dan pejalan kaki.
3.2 Pembahasan
3.2.1    Pelayanan Busway Untuk Menarik Pelanggan
Berbagai strategi dilakukan pihak TransJogja Busway untuk menarik pelanggan agar loyal menjadi pengguna jasa busway, diantaranya tarif  yang  murah, dapat menghubungkan berbagai tempat di Jogjakarta dengan cepat karena mempunyai jalur khusus(koridor), lebih nyaman dibandingkan dengan angkutan umum lainnya karena jumlah penumpang yang dibatasi, dan juga keamanan yang lebih terjamin karena adanya petugas keamanan. Tarif bus ber-AC (Air Conditioning) sebesar Rp3.600,- per perjalanan,  ini dianggap cukup terjangkau, terutama untuk tujuan jarak jauh karena penumpang yang pindah jalur maupun transit di halte busway manapun tidak perlu membayar lagi asalkan tidak keluar dari halte.

3.2.2    Kepuasan Pelayanan Dengan Pengguna Jasa                    
Sistem pelayanannya yang lebih lengkap dan lebih memadai menjadikan busway memiliki tingkat kenyamanan yang lebih dibandingkan angkutan umum lainnya.
Keuggulan TransJogja dibandingkan angkutan umum di Jogjakarta :
Fasilitas
Angkutan umum lainnya
Trans Jogja
Fisik
Angkutan umum  memiliki fisik yang tidak layak guna karena bodi yang tidak kokoh, dan digunakan dengan kapasitas yang berlebihan.
Trans jogja dirancang sedemikian rupa sehingga membuat penumpang nyaman dengan bodi yang menarik dan bersih, juga kapasitas penumpang yang dibatas.
Jalur    Lintasan
Angkutan umum  tidak mempunyai jalur khusus. Pengguna angkutan umum cendrung sering melanggar aturan, karena brhenti disembarang tempat, dan pengemudi angkutan umum cendrung melebihi batas maksimal sehingga menggangu pengguna jalan lainnya.
Busway dengan sistemnya mempunyai jalur khusus sehingga jalannya tertib dan tidak mengganggu pengguna jalan lainnya, dengan jalur khusus ini membuat trans jogja menjadi angkutan yang mempunyai jarak tempuh lebih cepat dibanding angkutan umum lainnya.
Halte
Angkutan umum tidak mempunyai halte khusus, sehingga tidak hanya calon penumpang kopaja saja yang berada di halte melainkan juga penumpang yang lain.
Trans Jogja memiliki halte khusus untuk calon penumpang yang dilengkapi fasilitas ruang tunggu yang nyaman, dan ruang informasi arah tujuan bagi penumpang.
Keamanan
Angkutan umum  memiliki tingkat keamanan yang rendah karena pengemudi yang kebut-kebutan dan tidak terdapat petugas keamanan
Terdapat petugas keamanan yang khusus untuk menjaga kondisi penumpang didalam bus.
Tabel perbandingan fasilitas Trans Jogja
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa Trans Jogja mempunyai keunggulan dibandingkan angkutan umum lainnya. Secara umum yang membedakan keunggulannya adalah fasilitas yang diberikan untuk penumpang, maka dapat diambil garis besar bahwa kenyamanan fasilitas pada angkutan umum akan membuat penumpang nyaman dan menjadi loyal untuk menggunakan jasa yang diberikan.
3.2.3      Pelayanan Melebihi Harapan Pelanggan
Sistem baru yang diadopsi oleh Pemerintah Provinsi DIY adalah sistem Buy the Service, yaitu sistem pembelian pelayanan dari Pemerintah kepada Swasta (operator) untuk mengoperasikan angkutan umum dengan standar-standar tertentu, khususnya untuk mengutamakan pelayanan kepada masyarakat pengguna. Sistem ini memiliki beberapa keunggulan seperti berikut ini.
1. Tidak menggunakan sistem setoran.
2. Mekanisme subsidi mudah dilakukan.
3. Operator (termasuk sopir) hanya berkonsentrasi pada pelayanan.
4. Operator akan dibayar sesuai dengan km layanan.
5. Ada standar pelayanan yang harus dipenuhi, antara lain bus      berhenti di tempat henti dan pada waktu-waktu yang telah ditentukan.
6. Pelayanan transportasi bus dengan sistem Buy The Servicelebih mengedepankan pelayanan masyarakat (public services).
7. Untuk mendukung sistem baru tersebut diperlukan tempat henti khusus dan sistem tiket otomatis untuk menghindari kebocoran dan memudahkan evaluasi.
8. Implementasi sistem Buy the Service didasarkan pada konsep peremajaan angkutan umum, sesuai dengan amanat Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yog yakarta Nomor 78/KEP/2006 tanggal 11 Juli 2006 Tentang 50 Pembatasan Izin Trayek dan Izin Operasi Angkutan Umum di Provinsi Daerah Istimewa Yoyakarta.















BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Trans Jogja yang mulai beroperasi sejak awal Maret 2008  silam berhasil memberikan pelayanan transportasi masal yang ramah, aman, dan nyaman telah menjadi daya tarik sekaligus daya dorong bagi pengembangan sektor transportasi umum yang pro-konsumen. Adanya Trans Jogja telah mendorong pengguna kendaraan pribadi menjadi pengguna transportasi umum,selain itu juga sebagai sarana transportasi wisatawan lokal maupun asing yang berkunjung ke Jogjakarta, hal tersebut didorong karena aspek kenyamanan, keamanan, dan ketepatan waktu. Maka dapat disimpulkan bahwa Trans Jogja telah berhasil menciptakan pelanggan dan mempertahankan pelanggan dengan strategi pelayanan yang memuaskan pengguna jasa. Hal ini terbukti dari pengguna jasa Trans Jogja yang terus meningkat dari tahun ke tahun.






DAFTAR PUSTAKA
Lupiyoadi, Rambat, 2001, Manajemen Pemasaran Jasa,Salemba Empat, Jakarta.

Nasution, M. Nur. 2004. Manajemen Jasa Terpadu. Bogor: Ghalia Indonesia

Kotler, P., dan G. Armstrong. (2004).10thedition. Principles of Marketing Upper Saddle River,New Jersey: Prentice Hall.
Purnomo, Hari (2003) Pengantar Tehnik Industri. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.
Fornell, C., 1992, “A National Customer Satisfaction Barometer: The Swedish Experience, Journal of Marketing,
Engel, J.F., R.D, Blackwell., and P.W, Miniard, 1994. Perilaku Konsumen. Jakarta: Binarupa Aksara
Amstrong, Gary & Philip, Kotler. 2002. Dasar-dasar Pemasaran. Jilid 1, Alih Bahasa Alexander Sindoro dan Benyamin Molan. Jakarta: Penerbit Prenhalindo.
J. Supranto, 2001. Statistik Teori dan Aplikasi, Cetakan Kedua, Jakarta: PEnerbit Erlangga.
Barnes, James G., (2003).Secrets Of Customer Relationship Management, ANDI, Yogyakarta


e-journal.uajy.ac.id/1881/3/2KOM02985.pdf





0 comments:

Post a Comment